Menjelaskan Cara Pelaksanaan Sintesis Menggunakan Alat-alat Laboratorium  

Posted by: Diah Lutfi Ani in , , ,



a.     Tahap Reaksi
Reaksi organic biasanya berlangsung pada fasa cair dan dalam keadaan homogeny. Pereaksi dapat berupa padatan atau cairan yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Pelarut berfungsi untuk mengontrol suhu dan sebagai media berlangsungnya reaksi.
1)     Syarat Pelarut
a)     Dipilih berdasarkan kesamaan kelarutan dengan pereaksi-pereaksi yang digunakan
b)    Tidak reaktif dengan pereaksi
c)     Tidak mudah terurai
d)    Mempunyai titik didih yang sesuai dengan suhu reaksi
e)     Mudah dipisahkan dari produk reaksi.

2)     Reaksi Eksotermik
Pencampuran sederhana dari pereaksi-pereaksi dapat langsung menghasilkan produk tanpa memerlukan pemanasan. Jika sangat eksotermik, salah satu pereaksi ditambahkan perlahan ke pereaksi lain.

3)    Reaksi Endotermik
Campuran reaksi harus dipanaskan untuk meningkatkan kecepatan reaksi.

b.    Tahap Pemisahan
1)     Tahap pemisahan bertujuan untuk memisahkan produk reaksi dengan sisa reaksi seperti sisa pereaksi yang tidak habis bereaksi, katalis, pelarut, dan produk samping lainnya.
2)     Untuk produk yang berupa padatan, tahap pemisahannya dilakukan dengan kristalisasi, sublimasi, atau ekstraksi, sedangkan untuk produk yang berupa cairan, tahap pemisahannya dilakukan dengan destilasi.

c.     Tahap Pengeringan
1)     Tahap pengeringan merupakan tahap pengurangan atau proses menghilangkan kadar air yang terdapat di dalam produk reaksi.
2)     Produk padatan dapat dikeringkan dengan pengovenan atau penjemuran langsung di bawah sinar matahari.
3)     Produk cairan dapat dikeringkan dengan penambahan sejumlah zat pengering.

d.    Tahap Pemurnian
1)     Tahap pemurnian bertujuan untuk memperoleh produk dalam bentuk murni.
2)     Pemurnian zat padat dapat dilakukan dengan rekristalisasi atau sublimasi, sedangkan pemurnian zat cair dapat dilakukan dengan destilasi.

e.     Tahap Identifikasi
Tahap identifikasi bertujuan untuk mengetahui struktur kimia dari produk yang dihasilkan.
1)     Cara Konvensional
a)     Penentuan sifat fisik meliputi titik didih, titik leleh, indeks bias, dan berat jenis.
b)    Analisis unsur.
c)     Kelarutan.
d)    Gugus fungsi.
e)     Pembuatan turunan.

2)     Cara Spektroskopi.
a)     UV-Visible.
b)    Infra Red.
c)     GC-MS.
d)    HPLC.
e)     FAAS.
f)     GFAAS.
g)    NMR.

f.     Uji Kemurnian
1)     Pengujian Pendahuluan
a)     Aroma atau bau.
b)    Penampakan secara organoleptic meliputi kilap, suram, jernih, bening, warna, dll.

2)     Pengukuran Kerapatan dan Bobot Jenis
a)     Densitas mutlak.
b)    Densitas relative atau kerapatan nisbi.
c)     Densitas nyata atau bobot jenis.

3)     Pengukuran Indeks Bias
n=sinisinr

This entry was posted on 10.54.00 and is filed under , , , . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar

Thanks for Visiting