Macam-macam Teknik Sampling  

Posted by: Diah Lutfi Ani in , , ,


a.     Random Sampling
1)     Teknik pengambilan sampel dengan cara acak melalui undian atau daftar dan tabel bilangan random.
2)     Syaratnya ukuran populasi harus terhingga dan anggota populasi harus homogeny.
3)     Teknik ini memungkinkan seorang peneliti dapat mengambil sampel tanpa dipengaruhi oleh factor subjektif, sehingga setiap unit yang menjadi anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

b.    Stratified Sampling
1)     Teknik pengambilan sampel yang tepat untuk digunakan pada unit populasi yang memiliki karakter berbeda-beda atau heterogen.
2)     Pengambilan sampel dari masing-masing strata secara acak disebut stratified random sampling, sedangkan pengambilan sampel dari masing-masing strata dengan perimbangan yang memadai disebut proportional stratified sampling.

c.     Purpossive Sampling
1)     Teknik pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya.
2)     Jika peneliti tidak benar-benar ahli di bidang yang ditelitinya kemungkinan akan menghasilkan sampel bias.
3)     Sangat cocok untuk mengadakan studi kasus, dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang representative untuk diamati dan diteliti.

d.    Area Sampling
1)     Teknik pengambilan sampel berdasarkan tingkat wilayah.
2)     Memungkinkan untuk dilaksanakan apabila populasi terdiri dari berbagai tingkat wilayah.

e.     Cluster Sampling
1)     Sampel terdiri daru sekelompok anggota yang terhimpun pada suatu gugusan, bukan anggota populasi yang diambil secara individu.
2)     Dilakukan dengan cara menetapkan secara random anggota populasi yang mana yang akan mewakili populasi yang bersangkutan.

f.     Double Sampling
1)     Pada umumnya digunakan dalam survey yang dilakukan dengan menggunakan angket sebagai kuesioner dan sering terjadi tidak dikembalikan pada peneliti secara keseluruhan.
2)     Angket yang sudah terisi dan dikembalikan dijadikan sebagai sampel pertama dan yang tidak dikembalikan sebagai sampel kedua yang dapat dilakukan teknik lain.

g.    Systematic Sampling
1)     Pelaksanaannya hampir mirip dengan teknik random sampling, tetapi dilakukan secara sistematik dengan mengikuti suatu urutan tertentu dari nomor anggota populasi yang dipilih secara random berdasarkan penetapan jumlah sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya.
2)     Sampel yang diambil disebut sampel sistematis.

h.     Quota Sampling
1)     Teknik pengambilan sampel dari suatu populasi penelitian dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah.
2)     Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi persoalan, yang penting jumlah quantum yang telah ditetapkan dapat dipenuhi.

i.      Grab Sampling
1)     Teknik sampling dengan cara mengambil sampel pada suatu waktu dan tempat tertentu.
2)     Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.
3)     Hasil yang dilaporkan hanya menggambarkan kondisi saat sampel diambil saja.

j.      Integrated Sampling
Sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan volume yang sama

k.     Composite Sampling
Campuran beberapa sampel yang diambil pada titik yang sama pada waktu yang berbeda atau campuran beberapa sampel yang diambil dari beberapa titik tertentu dengan volume dan waktu yang sama.

l.      Bulk Sampling
1)     Metode sampling dengan cara mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar.
2)     Bulk sampling dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja, untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery suatu proses pengolahan, dan pengambilan contoh dengan sumur uji.

m.   Chip Sampling
1)     Metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat.
2)     Jalur sampling biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong contoh.
3)     Kadang-kadang pengambilan ukuran contoh yang seragam cukup sulit, terutama pada urat-urat yang keras dan brittle, sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling jika ukuran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.

n.     Channel Sampling
1)     Metodepengambilan contoh dengan membuat alur sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih.
2)   Alur dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus dengan kemiringan lapisan.

This entry was posted on 10.50.00 and is filed under , , , . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar

Thanks for Visiting