Adegan 1
Narator : Hari ini hari Kamis. Di pagi yang
cerah ini anak-anak perempuan di sebuah SMA/MA/sederajat terkenal terlihat
bersemangat mengikuti pelajaran favorit mereka yaitu olahraga. Mereka tak
menyangka, di hari yang sangat indah itu mereka harus menghadapi suatu
peristiwa yang sangat mendebarkan. Bagaimana kisahnya? Langsung saja kita ke
TKP.
Guru dan anak-anak perempuan memasuki
lapangan untuk melakukan pelajaran olahraga.
Guru
1 : Selamat pagi anak-anak.
Sekarang kita pemanasan dulu ya nanti langsung ke lapangan voli. Kita main
voli.
Pemanasan selesai, mereka menuju lapangan
voli.
Murid-murid
: Weh, lha kok dipakai sih Pak?
Guru
1 : Ya sudah sekarang kita di
lapangan besar saja. Sekarang mau main apa ?
Murid-murid : Kasti Pak.
Guru
1 : Oke, sekarang kalian main
kasti, silakan ambil peralatannya.
Adegan 2
Narator : Karena lapangan voli dipakai,
akhirnya mereka terpaksa bermain kasti. Mereka resah, galau, gundah gulana karena
pelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan. Namun hal ini
tidak berhenti di sini saja, masih ada kejadian lain yang membuat mereka
semakin merana.
Anak-anak perempuan bermain kasti di lapangan
besar.
Siswa
1 : Oke, siap? Seberapa?
Siswa
2 : Segini.
Para anak perempuan
siap bermain, namun tiba-tiba bola sepak yang dipakai anak laki-laki datang
melayang melintasi arena kasti. Mereka merasa terganggu.
Siswa
1 : Woooiiii!!! (marah-marah ke arah anak laki-laki)
Siswa
2 : Sabar, sabar!
Merekapun melanjutkan permainan.
Siswa 2 memukul bola
kemudian berlari menuju base 1, di sana dia bertemu teman satu timnya yang
sedang berada di base 1 juga.
Siswa
3 : Siap-siap balik, yuk!
Tiba-tiba anak
laki-laki yang sedang bermain sepak bola memasuki lapangan kasti tanpa rasa
bersalah, ia berlari kesana-kemari sambil menggiring bola sehingga membuat
anak-anak perempuan merasa sangat terganggu.
Siswa
3 : Wooiii!!! Gimana e? Paaak!!!
(memanggil guru)
Anak laki-laki keluar
dari lapangan kasti, namun ia menendang bola dan bola tersebut mengenai salah
satu anak perempuan, si anak terjatuh dan cidera. Teman-temannya menolong, si
anak duduk di pinggir lapangan karena pusing. Kemudian seorang anak perempuan
lapor ke gurunya.
Siswa
3 : Pak, kami nggak mau main
lagi, masa kami baru main terus diganggu sama yang main sepak bola.
Guru
1 : Wehh iya to? Ya sudah ayo
kita protes ke sana. Siapa yang mau ikut?
Siswa
4 : Saya, Pak.
Adegan 3
Narator : Merekapun menuju ke “tetangga
sebelah” yang sudah merusak kesenangan mereka bermain. Apakah yang akan
terjadi? Apakah akan terjadi hal-hal dengan rating 18+? Ataukah peristiwa
dengan rating Bimbingan Orang Tua dan Dewasa? Ataukah mungkin Semua Umur?
Guru 1 mengajak salah
satu anak perempuan untuk bermusyawarah dengan “tetangga sebelah”.
Guru
1 : (datang) Permisi Bu, ini anak-anak saya mengeluh lapangannya diserobot
anak2 ibu.
Guru
2 : Oh, sebentar saya
panggilkan anak saya dulu (memanggil)
Siswa
5 : (datang) Ada apa, Bu?
Guru
2 : Saya dapat laporan kalau
kalian mengganggu kegiatan dari anak-anak perempuan, apa benar itu?
Siswa
5 : Lhoh ngganggu gimana bu?
Siswa
4 : Kamu tadi nggak ingat udah mengganggu
kami main kasti di lapangan besar? Bukannya kalian harusnya sekarang main voli?
(emosi)
Siswa
5 : Oh, soal itu? Kami kan sudah
ngomong sama Bu Guru, Bu Guru memperbolehkan kami bermain bola kok.
Siswa
4 : Bukan masalah izin dari atau
nggak, tapi soal kalian tadi mengganggu kami bahkan sampai melukai salah satu
teman kami.
Siswa
5 : Orang yang salah bolanya
kenapa kami yang disalahin? Terus anaknya yang sakit aja nggak protes kenapa
kamu yang ribut?
Siswa
4 : Oh gitu? Berarti kalau
sekarang aku melempar batu ke kamu yang salah batunya?
Siswa
5 : Wo ya nggak gitu.
Guru
2 : Sudah, sudah. Jangan
diperpanjang lagi, kalian sudah besar. Lebih baik sekarang kita cari jalan
keluar yang terbaik, kalian maunya gimana?
Guru
1 : Ho’oh, gimana kalau kita rolling? Kalau yang perempuan main
kasti, yang laki-laki jangan main bola dulu, kalau mau main bola harus dapat persetujuan
dari yang perempuan, gimana? Setuju?
Siswa
4 : (berpikir) Ya sudah deh Pak, gitu juga nggak apa-apa.
Guru
2 : Gimana yang laki-laki?
Siswa
5 : Iya deh.
Guru
1 : Ya sudah, kalau kalian
setuju kalian saling jabat tangan
Siswa
5 : (mengulurkan tangan)
Siswa
4 : (menjabat tangannya)
Siswa
5 : Soal yang tadi aku mewakili
teman-teman minta maaf.
Siswa
4 : Iya, lain kali jangan
diulangi.
Narator : Pemirsa, ternyata mereka tidak
melakukan aksi ricuh sehingga telah ditetapkan bahwa rating untuk drama ini
adalah Semua Umur (tepuk tangan). Sekian dari kami, terima
kasih.
-TAMAT-
This entry was posted
on 07.42.00
and is filed under
PKn,
Stembayo,
Tugas
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.