Sosiodrama  

Posted by: Diah Lutfi Ani in , ,


Adegan 1

Narator            : Hari ini hari Kamis. Di pagi yang cerah ini anak-anak perempuan di sebuah SMA/MA/sederajat terkenal terlihat bersemangat mengikuti pelajaran favorit mereka yaitu olahraga. Mereka tak menyangka, di hari yang sangat indah itu mereka harus menghadapi suatu peristiwa yang sangat mendebarkan. Bagaimana kisahnya? Langsung saja kita ke TKP.

Guru dan anak-anak perempuan memasuki lapangan untuk melakukan pelajaran olahraga.

Guru 1             : Selamat pagi anak-anak. Sekarang kita pemanasan dulu ya nanti langsung ke lapangan voli. Kita main voli.

Pemanasan selesai, mereka menuju lapangan voli.

Murid-murid    : Weh, lha kok dipakai sih Pak?
Guru 1             : Ya sudah sekarang kita di lapangan besar saja. Sekarang mau main apa ?
Murid-murid    : Kasti Pak.     
Guru 1             : Oke, sekarang kalian main kasti, silakan ambil peralatannya.

Adegan 2

Narator            : Karena lapangan voli dipakai, akhirnya mereka terpaksa bermain kasti. Mereka resah, galau, gundah gulana karena pelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan. Namun hal ini tidak berhenti di sini saja, masih ada kejadian lain yang membuat mereka semakin merana.

Anak-anak perempuan bermain kasti di lapangan besar.

Siswa 1           : Oke, siap? Seberapa?
Siswa 2           : Segini.

Para anak perempuan siap bermain, namun tiba-tiba bola sepak yang dipakai anak laki-laki datang melayang melintasi arena kasti. Mereka merasa terganggu.

Siswa 1           : Woooiiii!!! (marah-marah ke arah anak laki-laki)
Siswa 2           : Sabar, sabar!

Merekapun melanjutkan permainan.

Siswa 2 memukul bola kemudian berlari menuju base 1, di sana dia bertemu teman satu timnya yang sedang berada di base 1 juga.

Siswa 3           : Siap-siap balik, yuk!

Tiba-tiba anak laki-laki yang sedang bermain sepak bola memasuki lapangan kasti tanpa rasa bersalah, ia berlari kesana-kemari sambil menggiring bola sehingga membuat anak-anak perempuan merasa sangat terganggu.

Siswa 3           : Wooiii!!! Gimana e? Paaak!!! (memanggil guru)

Anak laki-laki keluar dari lapangan kasti, namun ia menendang bola dan bola tersebut mengenai salah satu anak perempuan, si anak terjatuh dan cidera. Teman-temannya menolong, si anak duduk di pinggir lapangan karena pusing. Kemudian seorang anak perempuan lapor ke gurunya.

Siswa 3           : Pak, kami nggak mau main lagi, masa kami baru main terus diganggu sama yang main sepak bola.
Guru 1             : Wehh iya to? Ya sudah ayo kita protes ke sana. Siapa yang mau ikut?
Siswa 4           : Saya, Pak.

Adegan 3

Narator            : Merekapun menuju ke “tetangga sebelah” yang sudah merusak kesenangan mereka bermain. Apakah yang akan terjadi? Apakah akan terjadi hal-hal dengan rating 18+? Ataukah peristiwa dengan rating Bimbingan Orang Tua dan Dewasa? Ataukah mungkin Semua Umur?

Guru 1 mengajak salah satu anak perempuan untuk bermusyawarah dengan “tetangga sebelah”.

Guru 1             : (datang) Permisi Bu, ini anak-anak saya mengeluh lapangannya diserobot anak2 ibu.
Guru 2             : Oh, sebentar saya panggilkan anak saya dulu (memanggil)
Siswa 5           : (datang) Ada apa, Bu?
Guru 2             : Saya dapat laporan kalau kalian mengganggu kegiatan dari anak-anak perempuan, apa benar itu?
Siswa 5           : Lhoh ngganggu gimana bu?
Siswa 4           : Kamu tadi nggak ingat udah mengganggu kami main kasti di lapangan besar? Bukannya kalian harusnya sekarang main voli? (emosi)
Siswa 5           : Oh, soal itu? Kami kan sudah ngomong sama Bu Guru, Bu Guru memperbolehkan kami bermain bola kok.
Siswa 4           : Bukan masalah izin dari atau nggak, tapi soal kalian tadi mengganggu kami bahkan sampai melukai salah satu teman kami.
Siswa 5           : Orang yang salah bolanya kenapa kami yang disalahin? Terus anaknya yang sakit aja nggak protes kenapa kamu yang ribut?
Siswa 4           : Oh gitu? Berarti kalau sekarang aku melempar batu ke kamu yang salah batunya?
Siswa 5           : Wo ya nggak gitu.
Guru 2             : Sudah, sudah. Jangan diperpanjang lagi, kalian sudah besar. Lebih baik sekarang kita cari jalan keluar yang terbaik, kalian maunya gimana?
Guru 1             : Ho’oh, gimana kalau kita rolling? Kalau yang perempuan main kasti, yang laki-laki jangan main bola dulu, kalau mau main bola harus dapat persetujuan dari yang perempuan, gimana? Setuju?
Siswa 4           : (berpikir) Ya sudah deh Pak, gitu juga nggak apa-apa.
Guru 2             : Gimana yang laki-laki?
Siswa 5           : Iya deh.
Guru 1             : Ya sudah, kalau kalian setuju kalian saling jabat tangan
Siswa 5           : (mengulurkan tangan)
Siswa 4           : (menjabat tangannya)
Siswa 5           : Soal yang tadi aku mewakili teman-teman minta maaf.
Siswa 4           : Iya, lain kali jangan diulangi.

Narator            : Pemirsa, ternyata mereka tidak melakukan aksi ricuh sehingga telah ditetapkan bahwa rating untuk drama ini adalah Semua Umur (tepuk tangan). Sekian dari kami, terima kasih.

-TAMAT-

This entry was posted on 07.42.00 and is filed under , , . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar

Thanks for Visiting