Beberapa bulan yang lalu di layar televisi baik swasta maupun negeri muncul iklan "SMK Bisa". Iklan ini cukup membawa angin segar, khususnya bagi orang tua yang berencana menyekolahkan anaknya ke SMK karena mereka semakin yakin SMK akan mengantarkan sang anak menuju masa depan yang cerah. Sementara itu, orang tua dan anak yang masih bimbang dengan jejang pendidikan menengah lanjutan kemungkinan ikut pay close attention terhadap iklan tersebut. kemudian mencari-cari informasi tambahan mengenai SMK. Terlepas dari benar tidaknya pesan yang disampaikan, secara umum iklan layanan masyarakat ini cukup memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai SMK.
Seiring berjalannya waktu, Departemen Pendidikan Nasional menargetkan untuk memperbanyak jumlah SMK dengan prosentase 30 % SMA, 67 % SMK, dan sisanya sekolah menengah lainnya. Penambahan porsi SMK ini menjadi bukti betapa morat-maritnya masalah pendidikan dan pembenahan lapangan pekerjaan sehingga sebegitu telatnya sampai zaman sudah maju baru memperbanyak SMK. Namun begitu, penambahan porsi SMK ini tidak melulu merefleksikan target besar yang akan dicapai oleh pemerintah. Tetapi melihat realita yang ada sekarang ini tentu tidak dipungkiri lagi peserta didik SMK memang memiliki skill untuk bisa bersaing di era globalisasi. SMK siap mengantarkan peserta didiknya pada kompetensi teknologi yang bagus. Melihat kualitas yang ada itu, prediksi dan rencana pendidikan kejuruan pada jenjeng pendidikan menengah sebagai anjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain dari sederajat/lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara dengan SMP atau MTs. Sudah tentu jelas bahwa pendidikan kejuruan tersebut membuat program pembelajaran di SMK lebih menekankan pada pembekalan praktik yang jauh lebih banyak dibandingkan pembelajaran teori. Dari awalnya sisiwa didik untuk berkomitmen pada keterampilan tertentu yang match langsung dengan kepentingan sektor usaha industri tertentu. Siswa dibekali dengan ketrampikan praktis dan pengalaman kerja sesuai jurusannya. Sehingga lebih terarah pada persiapan teknis menuju penguasaan penguasaan teknlogi terapan didalam kehidupan.
Proses pembelajaran yang diterapkan meliputi tiga aspek pembelajaran, yaitu aspek formatif, aspek adaptif, dan produktif. singkatnya Pengetahuan teoritik sekaligus dimbangi dengan praktik-praktik aspek produktif. Selain ketrampilan pembekalan kewirausahaan menjadi hal yang sangat esensial dalam pembelajaran di SMK. Jika sebagian orang beranggapan bahwa anak SMK hanya bisa menjadi ini itu, maka dalam bingkai kewirausahaan siswa didik menjadi job creator dan bukan hanya sebagai worker.
Lalu apa yang membuat SMK itu so special?
Lulusan SMK siap masuk dunia kerja dan bisa kuliah kapan saja SMK memang identik dengan pencetak orang-orang yang handal di dunia kerja. karena orientasinya setelah lulus siswa diharapkan mampu bersaing dan siap kerja. Sebelum lulus para siswa diberi kesempatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) atau sebagian orang menyebutnya prakerin (Praktik Kerja Industri) selama tiga sampai enam bulan. Dimana tujuannya adalah mengasah kemampuan serta mengenalkan dunia industri/bisnis/kerja secara langsung meskipun masih berstatus sebagai pelajar/siswa. Ini artinya siswa langsung aktif dan proaktif didunia bisnis. Berawal dari ilmu dan pengalaman dari sekolah maupun PKL lulusan bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Dua hal yang menjdikan SMK menjadi special. Pertama dengan upah yang didapat selama PKL maupun bekerja diindustri siswa dapat menggunakannya utuk biaya tambahan selama kuliah. Ini menjadi suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi orang tua maupun sang anak. Hal lain adalah ketika siswa mengikuti PKL tentunya ia pernah berhadapan dengan suatu permasalahan. Nah, dibangku kuliahlah lulusan SMK bisa mengembangkan ilmunya. Ia punya pandangan dan pengalaman yang lebih ketimbang teman kuliahnya yang lulus dari SMA atau sederajat, yang hampir masih "ompong bolong".
(Dikutip dari Draft Majalah Stezine Edisi II Tahun 2011, Karya: Dika Erdiyawan)
This entry was posted
on 12.39.00
and is filed under
Jurnalistik,
Opini,
Stembayo,
Tugas
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.