STC #40 Kenangan  

Posted by: Diah Lutfi Ani

STC #42 tahun ini baru saja berlalu dengan hasil yang menggembirakan bagi Kesebelasan Jurusan Teknik Pemesinan (Selanjutnya disingkat TP). Setelah memendam rasa kecewa akibat dikalahkan oleh Kesebelasan Jurusan Teknik Gambar Bangunan (Selanjutnya disingkat TGB) pada final STC #40 yang berlangsung dua tahun lalu dan harus merasakan pahitnya tidak kembali berlaga di STC #41 akibat dibubarkan oleh pihak sekolah, akhirnya tahun ini TP berhasil merebut kembali Piala STC yang tentu sangat dinantikan kehadirannya mejeng di bengkel TP.  Untuk sementara waktu tentunya, sebelum diamankan kembali di Ruang OSIS.

Namun, STC #42 tahun ini terasa sangat berbeda. Lebih sepi daripada STC #41 yang jadi rame gara-gara 'pertempuran' antara suporter Kesebelasan Jurusan Geologi Pertambangan (Selanjutnya disingkat GP) dengan suporter Kesebelasan Jurusan Kimia Industri-Kimia Analisis-Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia (Selanjutnya disingkat Kiminyak). Kenapa Kiminyak terdiri dari gabungan 3 jurusan? Jawabannya tentu karena keterbatasan jumlah pemain apabila hanya terdiri dari 1 jurusan. Paling sedikit hanya 1 kaum adam, yaitu di Kelas XIII KA '13 sedangkan paling banyak sejumlah 22 kaum adam yang ada di Kelas X TPMP '16 dan juga merupakan angkatan pertama dari jurusan tersebut. Tentu saja dari kedua kubu tersebut, oknum-oknum yang terlibat adalah para siswa yang tidak bertanggung jawab. Herannya, oknum-oknum dari salah satu kubu tersebut sama dengan oknum-oknum yang beraksi pada STC #40 dua tahun lalu, yang tidak bisa menerima kekalahan tim jurusannya dua kali berturut-turut di STC #40 dan STC#41. Tidak usah disebutkan dan dijelaskan kronologinya karena dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru.

Oke, di sini aku nggak akan membahas STC #41 yang lebih sepi dari STC #40, tapi lebih 'rame' dalam segi negatifnya. Namun, mengenang masa-masa STC #40 yang we o we banget. Pada waktu itu sebagai siswi Kelas X yang terlibat langsung di dalam kepanitiaan HUT #40 pasti perasaannya campur aduk, bahkan sampai harus mengorbankan waktu liburan demi suksesnya rangkaian acara HUT #40. Semua acara punya kesan tersendiri buatku.
  • STC, harus sampai di sekolah pukul 06.00 WIB tepat untuk membawakan nasi bungkus buat mas-mas yang nginep. Mereka nggak hanya sekedar nginep, tapi merangkap 'Pak Bon' untuk sementara waktu. Nanti ada foto-fotonya.
  • Fun Bike, harus sampai di sekolah pukul 04.30 WIB alias ba'da Subuh. Ngenes ya? Apalagi aku baru dikasih tau sekitar jam sepuluh malam, sedangkan rumahku sendiri jaraknya sekitar 15 Km dari sekolah. Kebayang kan betapa dinginnya suhu di jalanan pagi-pagi seperti itu? Unfortunately, aku bertemu 3 sosok dari dunia lain di sepanjang perjalananku itu. Untung saja mereka tidak menggangguku yang seorang diri mengendarai sepeda motor dengan cukup menggigil.
  • Open House dan Pensi, nggak seekstrim Fun Bike. Namun, jadi penyusun materi presentasi Open House bareng Mas Onggi, Mas Dalu, dan Pak Eka di Kesiswaan yang aku ketik di laptopnya Mbak Ismi bareng Mas Onggi dan Mas Dalu di Taman Ruang Teori.
  • Tumpengan sama sekali nggak ekstrim, tapi berasa nano-nano ketika harus menjaga sebuah ruang lomba dimana di dalamnya terdapat para siswa Kelas X dan XI TP B yang bisa bikin ketawa dan jengkel dalam waktu yang bersamaan. Mending yang Kelas X ya, yang kelas XI itu bikin tumpengnya dari 32 box nasi kuning yang sudah dilengkapi dengan lauk pelengkapnya. Tumpengnya dibuat tanpa cetakan dan akhirnya tumbang sesaat sebelum juri datang dan melakukan penilaian. Oleh Mas Ocky, tumpeng itu dinamai 'Tumpeng Erupsi Gunung Merapi'

Penasaran suasana STC #40? Yuk, simak foto-foto berikut ini!

Mas Dalu, penyiram lapangan profesional yang beraksi setelah jam setengah empat pagi dan bisa cuti kalo malam harinya lapangan telah disirami secara alami oleh hujan.

Mayong, sang penabur gamping sebagai penanda garis-garis di lapangan. Pekerjaannya akan bertambah ketika garis-garis tersebut mulai hilang karena telah bercmpur dengan debu dan tanah lapangan.

Penyerahan Piala STC dari Ketua Umum Panitia HUT #40, Mas Onggi kepada pihak sekolah yang diwakili oleh Pak Gani sebagai Kepala Sekolah. Acara ini berlangsung pada saat upacara pembukaan rangkaian acara HUT #40, tepat sebelum STC #40 hari pertama digelar.

Suasana latihan sebelum laga.

Ini salah satu ulah para suporter yang cukup merepotkan panitia untuk mengambilnya dari tengah lapangan dan menggulungnya di pinggir lapangan, tapi lumayan juga bisa diloakin untuk tambahan uang kas panitia.

Ini momen saat pertandingan antara Kesebelasan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ, yang merah) melawan Kesebelasan Jurusan Teknik Otomasi Industri (TOI, yang hitam). Ralat ya, itu bukan gawangnya TOI, tapi gawang kosong di pinggir lapangan yang belum sempat dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

Ekspresi Mas Kiper (Aku nggak tau namanya, hehe) ketika berusaha mempertahankan bola yang telah berhasil ditangkapnya.

Suporter TGB yang riang gembira setelah berhasil memenangkan STC #40. Ada yang sujud syukur juga, lho. Patut dicontoh.

Tim PMR mengobati salah satu pemain yang terluka. Lokasi penyelamatan ada di timur lapangan basket, persisnya di tengah-tengah lapangan voli.

Semangat para pemain TP sebelum pertandingan final melawan TGB, sayang harus puas menjadi Runner Up STC #40.

Tim penyelamat lapangan dari sampah gulungan kertas beraksi dalam 3... 2... 1... Yak!

Kenarsisan para panitia di sela kesibukan mengawasi jalannya pertandingan demi pertandingan di STC #40.

Kalau pagi-sore ngurusin STC #40, malamnya nonton bareng (Entah acara apa aja yang ditonton) di Ruang OSIS dan siap berpindah ke Showroom apabila diperlukan (Mengganggu tetangga sebelah, hehe). Tak lupa bantal, guling, dan selimut di UKS 'dirampas' untuk sementara waktu guna menjaga kenyenyakan tidur mereka.

Kebersamaan selama menjadi panitia HUT #40, terutama STC #40 tidak akan pernah terulang kembali karena kesempatan itu memang tidak datang dua kali. Namun, soal kebersamaan di luar itu tak usah ditanya. Bagaikan sebuah keluarga baru yang dipertemukan secara unik di sekolah karena orang-orang yang terlibat di dalamnya juga pasti tak akan menyangka dapat bergabung dalam Keluarga Besar Crew #40. Kalau katanya Mas Dalu dalam yel-yel Pramuka, susah ataupun senang harus dilalui bersama. Hal tersebut terbukti ada pada Crew #40 yang tetap semangat berjuang demi suksesnya rangkaian HUT #40 walaupun kegalauan selalu datang menerpa, haha. Viva Crew #40!

This entry was posted on 08.39.00 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar

Thanks for Visiting