Awal dari Sebuah Perubahan  

Posted by: Diah Lutfi Ani

Akhirnya sebuah titik terang sudah mulai nampak. Teman-temanku yang tadinya "Pencontek Sejati" perlahan mulai berubah menjadi orang yang jujur. Hal ini mulai terlihat semenjak ada acara Pre Test dari sekolah, semacam try out gitu. Nah, di situ yang diujikan adalah tiga mapel UN nonkejuruan alias Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris.

Suasana kelasku yang biasanya rame bingit ketika ulangan harian maupun sejenisnya kini berubah drastis. Tenang, hening, sunyi, senyap, pokoke dadi anteng. Teman-temanku yang biasanya baru beberapa menit waktu berlalu sudah tengak-tengok kini menjadi sangat fokus dengan pekerjaannya dan seolah-olah tidak mempedulikan keadaan sekitarnya. Akhirnya mereka menyadari bahwa jika mereka terus-terusan bergantung pada orang lain (#nyontek) mereka tidak akan terbiasa untuk jujur dan hal itu nantinya akan menyusahkan mereka sendiri. Kenapa? Karena terbiasa bergantung pada teman akan membawa sifat malas dan hanya 'njagakake kancane'. Kalau begitu ujung-ujungnya pasti hanya menghafalkan jawaban soal, bukan memahami bagaimana cara menyelesaikan soal itu. Kalo pas UN ketemu soal yang sama persis sih itu 'bejo'nya, tapi kalo beda ada jaminan akan bingung untuk mengerjakannya.

Hello, siap nggak UN dengan jujur? Siapa sih yang nggak mau bangga atas nilai UN-nya yang memuaskan dan diraih dengan penuh perjuangan? Siapa sih yang nggak malu kalo ketahuan nyontek saat UN? Siapa sih yang... Ah, sudahlah. Masih banyak hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan daripada cuma ngedumel terus, ya kan?

Mereka telah merasakan bagaimana rasanya berjuang untuk mencapai sesuatu yang diharapkan dengan kejujuran itu tidaklah mudah. Perasaan campur aduk yang mereka rasakan ketika biasanya mendapatkan nilai 90-an ke atas dengan nyontek dan kemudian tiba-tiba mendapatkan nilai 60-an sampai 70-an dengan kejujuran aku rasa sudah cukup membuat teman-temanku mengetahui betapa meruginya mereka karena telah mencontek. Kerugian dari mencontek itu adalah terlena dengan nilai bagus tanpa tahu sebenarnya sejauh manakah kemampuan dirinya. Tuh, kan sekarang sudah tau sendiri akibatnya?

Hati kecilku merasa sangat senang. Akhirnya setelah hampir tiga tahun menanti, keajaiban itu akhirnya datang. Kini aku sudah bisa tersenyum melihat persaingan di kelasku yang sudah mulai beranjak ke taraf persaingan sehat. Semoga ini tidak hanya sesaat saja dan akan membawa akhir yang bahagia untuk semuanya, aamiin. :)

This entry was posted on 16.55.00 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar

Thanks for Visiting